Senin, 01 April 2019

Antara akademis dan aktivis




Perbedaan Aktivis dan Akademis

Aktivis adalah orang yang giat bekerja untuk kepentingan suatu organi­sasi politik atau organisasi massa lain. Dia mengabdikan tenaga dan pikiran­nya, bahkan seringkali mengorbankan harta bendanya untuk me­wujudkan cita-cita organisasi.

Mahasiswa akademis adalah mahasiswa yang lebih berorientasi pada nilai akademik, alias IP atau IPK. Kuliah, mengerjakan tugas, pergi ke perpusakaan, membaca bermacam literatur serta akrab dengan textbook dan jurnal menjadi ciri khas mereka.

Akademis atau Aktivis ?

Pandangan saya mengenai aktivis dan akademis haruslah menjadi dua hal yang semestinya berjalan bersamaan. Dalam arti, setiap seseorang yang melakukan study harus di sertai dengan ketergabungan seseorang tersebut di dalam sebuah organisasi.

Mengapa demikian ?

Karena di dalam suatu dunia kerja nanti nya yang akan dihadapi, kita tidak hanya membutuhkan keilmuan atau akademik, kita juga membutuhkan yang namanya kemampuan skill. Kemampuan skill yaitu kemampuan yang mampu atau dapat kita terapkan di dalam kehidupan sehari - hari dalam dunia kerja yang itu tidak kita dapatkan di materi pembelajaran atau akademik melainkan bisa kita dapatkan di pengalaman - pengalaman selama bergabung di dalam keorganisasian.

Syarat menjadi akademis yang aktivis

1. Mengetahui akan pentingnya ilmu akademik
2. Mengetahui akademik tanpa skill tidaklah dapat berjalan
3. Usahakan dapat membagikan waktu antara akademik dan aktivis
4. Mendahulukan yang lebih penting, jika di hadapkan secara bersamaan
5. Menjadilah akademis dan aktivis yang tidak setengah - setengah

Keterhubungan aktivis dan akademis

Contoh ilustrasi :
Seseorang bernama meli adalah seorang mawasiswi yang kuliah di jurusan keguruan dan pendidikan, dia merupakan mahasiswi terpandai di angkatannya. Dalam masa perkuliahannya dia hanya fokus dalam belajar mata kuliah yang begitu banyak, sehingga dia tidak dapat bergabung di dalam organisasi. Dalam perkuliahan keguruan, setiapa mahasiswa - mahasiswi diminta agar dapat memperkatekkan kegiatan belajar mengajar secara lansung.  Singkat cerita, saudari meli ini diminta dosen nya untuk mengajar di depan kelas. Dengan kemampuan yang dimiliki dia mencoba mengajar di depan, tetapi setalah melaksanakan itu tidaklah ada yang mengerti apa yang telah di ajarkannya.

Dari cerita ilustrasi di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa setiap seseorang yang pintar tidaklah bisa menyampaikan ilmu nya kepada orang lain tanpa keterbiasaan nya berbicara di depan umum atau berbicara ke yang lain.

Dengan demikian,
kemampuan akademik merupakan suatu hal yang penting, tetapi kemampuan skill seseorang juga harus diperhatikan.

"Karena pengetahuan tanpa kemampuan adalah hayalan belaka.
  Kemampuan tanpa pengetahuan adalah kesombongan belaka.
  dan Pengetahuan disertai kemampuan adalah luar biasa".
   - Meli Susandi









Tidak ada komentar: